SILAHKAN CARI APA YANG ANDA INGINKAN

Jumat, 17 Februari 2012

konsep kebidanan

A.   Pengertian INC 
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.

B.   Macam-macam persalinan
a.    Pesalinan spotan : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan sendiri.
b.    Persalinan buatan : bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c.    Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
C.   Proses terjadinya persalinan
Beberapa teori yang mengatakan kemungkinan terjadinya proses persalinan :
a.    Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah melewati batas tersebut maka terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
b.    Teori Penurunan Progesteron
Ø Proses penuaan plasenta terjadi pada umur kehamilan 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Ø Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitiv terhadap oksitosin akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
c.    Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parts posterior, menurunkan kontraksi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
d.    Teori Prostaglandin
Ø Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua, pemberian prostatglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil kontraksi dikeluarkan
Ø Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan
e.    Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale ( fleksus prankenhausen ) bila  ganglion ini tertekan oleh bagian terendah janin maka akan timbul kontraksi.

A.   Faktor Penting Dalam Persalinan
a.    Power
Ø His ( kontraksi otot rahim )
Ø Kontraksi otot dinding perut
Ø Kontrasi diafragma pelvis atau kekuatan mengedan
Ø Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.
b.    Passanger
Ø Janin dan plasenta
c.    Passage
Ø Jalan lahir lunak  dan jalan lahir tulang

B.    Pembagian Tahap Persalinan
a.    Kala I ( kala pembukaan )
b.    Kala II ( kala pengusiran )
c.    Kala III ( pelepasan uri )
d.    Kala IV ( observasi )

58 langkah APN

Mengenali gejala dan tanda kala II
1.    mendegar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala II
-       ibu merasa ada dorongan untuk meneran
-       ibu mersa  regangan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
-       perineum Nampak menonjol
-       vulva dan spinter ani membuka

Menyiapakan pertolongan persalianan.
2.    Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termaksud mematahkan ampul oksitosin dan memasukan spuit kedalam bak partus.

Menyiapkan diri
3.    Memakai celemek plastic.
4.    Memastikan lengan dan tangan tidak menggunakan perhiasan,cuci ntangan dengan sabun dan air mengalir.
5.    Memakai sarung tangan DTT pada Tangan kanan untuk pemeriksaan.
6.    Mengambil spuit,kemudian menghisap oksitosin dan meletakan dalam bak instrument.
Memastika pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik .
7.    Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT
8.    Melakukan pemeriksaan dalam.
9.    Mencelupkan tangan kedalam larutan clorin 0,5 %,lalu buka sarung tangan secara terbalik dan rendam.
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi selesai,pastikan DJJ dalam batas normal
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membentuk proses bimbingan
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap.
12. Memintah keluarga untuk membantu ibu dalam menyiapkan posisi meneran.
13. Memimpin ibu untuk meneran bila ada dorongan yang kuat untuk meneran (his),bila tidak ada anjurmkan ibu istirhat dan berrikan minumsetelah itu periksa DJJ kembali.


Persiapan pertolongan persalinan dalam kelahiran bayi.
14. Saat kepala janin tampak dengan diameter 5-6 cm divulva, handuk diletakan diatas perut ibu.
15. Meletakan kain dilipat 1/3 bagian dan meletakannya dibawah bokong ibu.
16. Buka partus set
17. Memakai hanscoon DTT pada kedua tangan
Menolong kelahiran bayi
18. Saat sub occipito tampak dibawah vulva dengan diameter 5-6 cm, tangan kanan melindungi perineum dan tangan kiri menahan puncak kepala.
19. Mengusap muka janin  dengan kassa atau kain bersih.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher.
21. Menunggu putaran paksi luar secara spontan.
22. Tempatkan kedua tangan secara biparietal pada kepala janin, tarik secra hati-hati sampai bahu posterior/bahu belakang lahir,lakukan gerakan kebawah untuk melahirkan bahu depan,gerakan keatas untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir tangan kanan memegang kepala ,leher,bahu bayi kemudian selipkan jari diantara kedua kaki bayi.
Penangan bayi baru lahir
24. Letakan bayi diatas perut ibu.
25. Keringkan bayi dengan handuk kering dan bersih,kemudian bungkus bayi.
26. Memeriksa fundus uteri untuk mengetahui atau memastikan bayi tunggal.
27. Beritahukan pada ibu bila ia akan disuntik.
28. Suntikan oksitosin 10 unit/Im
29. Menjepit tali pusat dengan klem 1-3 cm dari pangkal pusat,kemudian klem II 2cm dari klem I
30. Memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.
31. Menganti pembungkus bayi dengan kain kering dan membungkus bayi hingga kepala.
32. Memberikan  bayi pada  ibu dan langsungg ditengkurapkan didada untuk disusui.
Penatalaksanaan aktif kala III
33. Memindahkan klem pada tali hingga berjarak 5-10 cm dari depan vulva
34. Meletakan tangan kiri di ats simpisis,menahan bagian tubuh uterus semntara tangan kanan menengangkan tali pusat  5-10 cm.
35. Saat ada kontraksi tangan kanan menengangkan tali pusat ,tangan kanan kiri menekan dorsal cranial.
36. Saat ada kontraksi untuk menengangkan tali pusat dan lukan putaran searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta.
37. Tangan kanan menengkan tali pusat dan lakukakn putaran searah untuk mengeluarkan plasenta.
Rangsangan taktil atau massase uterus.
38. Pegang plsenta dengan kedua tangan dan segera lakukan massase fundus uteri.
Menilai perdarahan.
39. Periksa plasenta.
40. Periksa robekan pada introitus vagina dan perineum
Melakukan asuhan persalinan kala III.
41. Periksa kembali kontraksi,pastikan kontraksi uterus baik.
42. Biarkan bayi melakukan kontak kulit didada ibu.
43. Lakukan penimbangan bayi, beri tetes mata suntikvit K dan imunisasi hepatitis B setelah 1 jam pemberian vit K.
44. Letakan kembali bayi didada ibu.

Evaluasi
45. Pantau kontraksi uterus dan mencegah perdarahan pervaginam.
-       2-3 kali/15 menit pertma pasca persalinan.
-       Setiap 15 menit ,pada 1 jam pertama pasca persalinan.
-       Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
46. Anjurkan ibu dan keluarga untuk memeriksakan atau merasakan uterus berkontraksi baik.
47. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
48. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada jam pertama pasca persalinan dan setiap 30  menit pada jam ke 2 pasca persalinan.
49. Periksa kembali bayi,pastikan bernapas dengan baik (40-60 x/i) suhu tubuh normal (36,50 -37,50c)
Kebersihan dan keamanan.
50. Rendam semua alat yang terkontaminasi kedalam larutan klorin 0,5 %
51. Buang bahan –bahan terkontaminasi ketempat sampah medis.
52. Bersikan ibu dengan air DTT.
53. Pastikan ibu merasa nyaman.
54. Dekontaminasi temmpat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %
55. Celup dan rendam sarung tangan kedalam larutan clorin 0.5 %
56. Cuci tangan dengan sabun pada air mengalir
57. Keringkan tangan dengan handuk kering.
Dokumentasi
58. Lengkapi patograf,periksa TTv dan asuhan kala IV
(buku panduan pelatihan klinik asuhan persalinan normal JNPKKR Depkes RI 2008)

A.    Langkah-langkah pertolongan persalinan normal
1.    Saat kepala di dasar panggul dan membuka pintu dengan crowing sebesar 5 – 6 cm, perineum tipis, pada primigravida atau multigravida dengan perineum tipis dapat dilakukan episiotomi median, medialateral, atau lateral.
2.    Episiotomi dilakukan pada saat his dan mengedan untuk mengurangi sakit. Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur, sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
3.    Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum, sehingga tidak terjadi robekan baru, sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan espulsi.
4.    Setelah kepala lahir dengan subocciput sebagai hipomoglion, muka dan hidung dibersihkan dari lendir. Kepala dibiarkan untuk melakukan putaran paksi luar, guna menyesuaikan os oksiput kearah punggung.
5.    Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
6.    Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas diberikan dengan mengisap lendir sehingga bayi dapat bernapas dan menangis dengan nyaring, pertanda jalan napas bebas dari hambatan.
7.    pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
-       Setelah bayi menangis dengan nyaring, artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna.
-       Setelah tali pusat tidak berdeyut lagi, keduanya dilakukan pada bayi yang aterm (cukup bulan) sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
-       Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi, tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadinya ikterus kemalitik dan kernikterus.
8.    Bayi diserahkan pada pembantu bidan, untuk dirawat sebagaimana mestinya.
9.    Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan :
-               kateterisasi kandung kemih
-               Menjahit luka spontan atau luka episiotomi


Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan yang berbeda-beda

Pemeriksaan Leopold I, bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri. Dengan cara:
- Wajah pemeriksa menghadap kearah ibu
- Palpasi fundus uterus
- Tentukan bagian janin yang ada pada fundus

Pemeriksaan Leopold II, bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal, dengan cara:

- Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
- Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen.
- Palpasi janin di antara dua tangan.
- Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.

Pemeriksaan Leopold III, bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul, dengan cara:

- Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
- Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.
- Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari dengan
menggerakkan pergelangan tangan. Tentukan presentasi janin.
- Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.

Pemeriksaan Leopold IV, bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi : bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi), dengan cara:

- Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.
- Palpasi janin di antara dua tangan.
- Evaluasi penurunan bagian presentasi.










Pengertian nifas

Masa post partum (nifas) adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya alat-alat reproduksi & anggota tubuh lainnya yg berlangsung sampai sekitar 40 hari (KBBI, 1990).

Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu.



PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PERIODE PASCAPARTUM

Sistem Reproduksi

@ Uterus

Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Sedangkan subinvolusi adalah penggagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.

Pada akhir tahap ketiga persalinan besar uterus sama dengan sewaktu usia kehamilan 16 minggu yaitu 1000g. dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilicus. Fundus turun kira-kira 1-2 cm tiap 24 jam. Pada hari ke enam pascapartum fundus normal berada di pertengahan umbilicus dan simfisis. Dan tidak bisa dipalpasi pada abdomen dihari ke sembilan. Setelah 1 minggu melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati dan berinvolusi menjadi kira-kira 500 g dan 350 g dua minggu setelah melahirkan. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormone ekstrogen dan progesterone menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.

Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uteri yang sangat besar. Selama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus pada masa ini, sehingga biasanya diberikan suntikan oksitosin segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.

Afterpains

Rasa nyeri menjadi lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri karena keduanya merangsang kontraksi uterus.

Tempat plasenta

Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ke 3 pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat ini biasanya tidak selesai sampai enam minggu setelah melahirkan.

Lokia

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir sering kali disebut lokia, mula-mula berwarna merah kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Lokia rubra pertama mengandung darah dan debrus desidua serta debris trofob;lastik. Aliran menyembur menjadi merah muda atau coklat setelah 3-4 hari (lokia serosa). Lokia serosa terdiri darah lama, serum, leukosit, dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir warna cairan menjadi kuning sampai putih (lokia alba).lokia alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, dan bakteri.lokia alba bisa bertahan selama 2-6 minggu setelah bayi lahir.Lochia                Batas waktu sejak melahirkan    Pengeluaran normal       Pengeluaran tidak normal
Rubra    Hari 1-3 Darah dengan bekuan, bau amis, meningkat dengan bergerak, meneteki dan peregangan           Byk bekuan, bau busuk, pembalut penuh darah
Serosa  Hari 4-9 Pink atau coklat dengan konsistensi, serosanguineus, bau amis.                Bau busuk, pembalut penuh darah
Alba       Hari 10  Kuning – putih, bau amis              Bau busuk, pembalut penuh darah, lochea serosa menetap, kembali ke pengeluaran pink atau merah, pengeluaran lebih dari 2-3 minggu.



@ Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula.

@ Vagina dan perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pengikisan mucosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada minggu ke empat. Pada awalnya introitus mengalami eritematosa dan udematosa terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Tanda-tanda  infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2-3 minggu. Hemoroid (varises anus) sering terjadi. Gejala yang sering dialami adalah seperti rasa gatal, tidak Nyman dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir.

@ Topangan otot panggul

Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul.



Diagnosa Keperawatan

-          Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

-          Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan aki-bat ruptur perineum

-          Gangguan eliminasi BAB konstipasi b/d pe-nurunan peristaltic usus

-          Penimbunan ASI b/d kurangnya rangsangan pada priutary anterior prolaksin

-          Resiko terjadi infeksi puorperalis b/d luka pada perineum

-          Kurang pengetahuan ten-tang KB b/d kurang informasi tentang KB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar