SILAHKAN CARI APA YANG ANDA INGINKAN

Sabtu, 18 Februari 2012

PATOBIOLOGI

ANTIOKSIDAN & RADIKAL BEBAS
pengertian
       Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.
       Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas.
       Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif, yang dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
       Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif, yang dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
       Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh kelebihan radikal bebas.
       Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya, bahkan juga mempercepat proses penuaan.
2. Bahaya Radikal Bebas
       Sebagai molekul tidak stabil, radikal bebas selalu berusaha “menyerobot” elektron molekul lain di dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali.
       Hal ini dapat menghancurkan bangunan dan struktur sel-sel tubuh serta mengubah ukuran dan bentuk mereka.
       Bayangkanlah proses perusakan sel ini seperti perkaratan besi oleh oksigen yang menghancurkan bentuknya.
       Kerusakan sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan.
       Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan.
       Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel.
       Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut.
       Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak.
       Sialnya, kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker.
       Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi.
       Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik.
       Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya.
       Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik.
       Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.
       Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
       Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral.
       Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit.
       Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.
3. Sumber Antioksidan
       Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksidan yang berasal dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen).
       Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan.
       Stres oksidatif merupakan keadaan saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif.
       Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya.
4. Penggolongan Antioksidan
     Berdasarkan Sumbernya
       Sumber antioksidan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu ;
-  antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
- antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).
Antioksidan Sintetik
       Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidoksi quinon (TBHQ) dan tokoferol.
       Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial.
       Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional.
       Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon.
       Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain. 
       Jahe (Zingiber officinale Roscoe) biasa digunakan sebagai bumbu atau obat tradisional. 
       Komponen-komponen pedas dari jahe seperti 6 gingerol dan 6-shogaol dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang cukup.
       Dari ekstrak jahe yang telah dibuang komponen volatilnya dengan destilasi uap, maka dari fraksi non volatilnya setelah pemurnian, ditemukan adanya empat senyawa turunan gingerol dan empat macam diarilheptanoid yang memiliki aktivitas antioksidan kuat.
       Ada beberapa senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan telah berhasil diisolasi dari kedelai (Glycine max L.), salah satunya adalah flavonoid.
       Flavonoid kedelai adalah unik dimana dari semua flavonoid yang terisolasi dan teridentifikasi adalah isoflavon.
       Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang lebih baik dan manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan, kesehatan dan kosmetik.
       Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. Metabolit sekunder dalam tumbuhan yang berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, steroid/ triterpenoid.
5. Penggolongan Antioksidan
     Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
       Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi ;
      antioksidan primer yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil
      antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi rantai
      antioksidan tersier.
Antioksidan primer
       Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Contoh ialah enzim superoksida dimustase (SOD), katalase, dan glutation dimustase.
Antioksidan Sekunder
       Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, Vitamin C,        dan β-karoten.
Antioksidan Tersier
       Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contohnya yaitu enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksida reduktase.
6. Jenis Antioksidan
       Antioksidan dibagi dalam dua golongan besar yaitu yang larut dalam air dan larut dalam lemak. Setiap golongan dibagi lagi dalam grup yang lebih kecil. Sebagai contoh adalah antioksidan dari golongan vitamin, yang paling terkenal adalah Vitamin C dan Vitamin E.
       Vitamin C banyak kita peroleh pada buah-buahan sedangkan vitamin E banyak diperoleh dari minyak nabati.
       Antioksidan dari golongan Enzim seperti golongan enzim Superoksida Dismutse (SODs), Katalase, dan Peroksidase.
       Antioksidan golongan Karotenoid seperti likopen dan Karoten yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
       Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah antioksidan dari senyawa polifenol dan yang paling banyak diteliti adalah dari golongan flavonoid yang terdiri dari flavonols, flavones, catechins, flavanones, anthocyanidins, dan isoflavonoids.
       Sumber senyawa polifenol adalah dari teh, kopi, buah-buahan, minyak zaitun, cinnamon, dan sebagainya.
       Contohnya yang terkenal adalah Resveratrol yang ditemukan pada buah anggur, Epigalokatekingalat adalah contoh senyawa polifenol yang terdapat pada teh hijau, theaflavin pada teh hitam dan sebaginya.
       Jadi antara satu makanan dengan yang lain tidak akan bisa kita simpulkan mana yang paling banyak mengandung antioksidan yang sangat potensial, sebab mungkin saja diantara kedua makanan tersebut mengandung jenis antioksidan yang berbeda.
       Lalu mana antioksidan yang terbaik?  Perpaduan diantara antioksidan adalah yang terbaik sebab memberikan efek sinergi jadi sebaiknya kita mengkonsumsi aneka buah dan sayuran.
7. Darimana sumber Antioksidan
       Antioksidan bisa dengan mudah kita dapatkan dari makanan. Sayangnya banyak yang tidak mengetahui bahwa makanan tersebut sebenarnya banyak mengandung antioksidan sehingga mereka membeli suplemen antioksidan yang harganya cukup mahal.
Beberapa contoh makanan sumber antioksidan antara lain :
       Vitamin A : Wortel, brokoli, sayur hijau, bayam, labu, hati, kentang, telur, aprikot, mangga, susu dan ikan.
       Vitamin C : Lada/merica, cabe, peterseli, jambu biji, kiwi, brokoli, taoge, kesemek, pepaya, stroberi, jeruk, lemon, bunga kol, bawang putih, anggur, raspberri, jeruk kepruk, bayam, tomat dan nanas.
Beberapa contoh makanan sumber antioksidan antara lain :
       Vitamin E : Asparagus, alpukat, buah zaitun, bayam, kacang kacangan, biji bijian, minyak sayur, sereal.
       Karotin : Beta karoten, lutein, likopen, wortel, labu, sayur sayuran hijau, buah buah berwarna merah, tomat, rumput laut.
       Polipenol : Buah berri, teh, bir, anggur, minyak zaitun, cokelat, kopi, buah kenari, kacang, kulit buah, buah delima dan minuman anggur.
       Berubahnya minyak menjadi tengik dan berubahnya warna coklat pada apel setelah dikupas adalah contoh proses oksidasi. Pencoklatan pada apel setelah dikupas atau pada just apel terjadi karena senyawa polifenol teroksidasi, bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya dapat bergabung satu sama lain membentuk senyawa makromolekul berwarna coklat, dimana senyawa makromolekul ini nantinya bisa membuat jus apel menjadi keruh.
       Hal ini tentu saja tidak diinginkan di industri sebab akan mengurangi nilai estetika sebuah produk.
       Kedua hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan.
       Uraian diatas adalah contoh manfaat antioksidan bagi industri.
       Lalu apa manfaat antioksidan bagi tubuh kita? Tubuh kita terdiri dari triliunan sel. Disetiap sel terjadi reaksi metabolisme yang sangat kompleks. Diantara reaksi metabolisme tersebut melibatkan oksigen, seperti yang kita ketahui oksigen adalah unsur yang sangat reaktif. Keterlibatan oksigen dalam reaksi metabolisme di dalam sel dapat menghasilkan apa yang disebut sebagai “reaktif spesies oksigen” seperti H2O2, radikal bebas hydroksil (·OH), dan anion superoksida ( O2-).
       Molekul-molekul ini memang diperlukan tubuh misalnya untuk menjalankan sistem metabolisme dan memberi signal pada sistem syaraf akan tetapi apabila jumlahnya berlebihan seperti pengaruh gaya hidup (merokok, stress, konsumsi obat, polusi lingkungan, pengaruh zat kimia tertentu pada tubuh, radiasi, dll) maka dapat merusak sel dengan cara memulai reaksi berantai lipid, mengoksidasi DNA dan protein. Oksidasi DNA berakibat adanya mutasi dan timbulnya kanker sedangkan oksidasi protein mengakibatkan nonaktifnya enzim yang dapat menghambat proses metabolisme. Disinilah pentinganya kita engkonsumsi antioksidan.
        
        Karotenoid berinteraksi dengan vitamin C, vitamin E, dan Selenium sebagai zat anti oksidan. Karoten berperan dalam meningkatkan sistem immunitas tubuh melalui efek anti oksidan. Vitamin A juga menjamin perkembangan kulit yang sehat, membran mukosa, kelenjar thymus dan jaringan lymphoid, dan semua hal yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
       Vitamin C bersama dengan vitamin E dapat melindungi sel dari perlawanan peroksidasi lemak didalam sel. Vitamin C juga dapat berfungsi sebagai pencegah kanker.
       Sebagai anti oksidan yang sangat kuat, Vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi, dan merusak rantai reaksi radikal bebas. Beberapa manfaat penggabungan fungsi anti oksidan vitamin E antara lain dapat mencegah kanker, penyakit hati, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
        Selenium merupakan mineral penting yang berfungsi untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit. Sebagai bagian dari enzim anti oksidan, Selenium berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Dalam kapasitas anti oksidannya, selenium bekerja sama dengan vitamin E untuk mencegah terjadinya kerusakan sel tubuh.
       Bayi dan balita membutuhkan lebih banyak Selenium pada masa pertumbuhan Kebutuhan akan Selenium bagi bayi usia 0–6 bulan adalah 10 mcg per hari dan 15 mcg per hari untuk anak usia 6–12 bulan. ASI adalah sumber selenium terbaik. X Selenium yang terdapat dalam ASI tergantung pada asupan makan ibu dan tahap menyusuinya. Bahan makanan sumber Selenium antara lain: daging, ikan, dan sereal. Kebutuhan akan selenium bayi dan anak terus meningkat seiring cepatnya pertumbuhan mereka.
9. Cara Kerja Antioksidan
       Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas (·OH) maka tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat menghasilkan radikal bebas yang lain yang siap menyerang molekul yang lainnya lagi. Akhirnya akan terbentuk reaksi berantai yang sangat membahayakan.
       Berbeda halnya bila terdapat antioksidan. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk molekul yang stabil dan tidak berbahaya. Reaksi pun berhenti sampai disini.
       Tanpa adanya antioksidan
        Reaktan -> Produk + ·OH
        OH + (DNA,protein, lipid) -> Produk + Radikal bebas yang lain
        Radikal bebas yang lain akan memulai reaksi yang sama dengan molekul yang ada diekitarnya.
       Dengan adanya antioksidan
        Reaktan -> Produk + ·OH
        OH + antioksidan -> Produk yang stabil
       Mengapa antioksidan cenderung bereaksi dengan radikal bebas terlebih dahulu dibandingkan dengan molekul yang lain?
       Antioksidan bersifat sangat mudah teroksidasi atau bersifat reduktor kuat disbanding dengan molekul yang lain.
       Jadi keefektifan antioksidan bergantung dari seberapa kuat daya oksidasinya dibanding dengan molekul yang lain.
       Semakin mudah teroksidasi maka semakin efektif antioksidan tersebut.
10. Bagaimana antioksidan memerangi radikal bebas?
       Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA. Proses yang terjadi sebenarnya sangat komplek tapi secara sederhana dapat dilukiskan seperti itu.
       Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen membantu sel mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam sel memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga stabil.
       Ketika melakukan kontak dengan oksigen, molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan elektron. Molekul tidak stabil tersebut lalu berubah menjadi apa yang disebut radikal bebas.
       Jadi, radikal bebas adalah produk alamiah hasil metabolisme sel. Radikal bebas sama alamiahnya dengan kita menghirup udara.
11. Peranan antioksidan pada
       kesehatan
       Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stress oksidatif.
       Stress oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetika.
       Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.
       Bila umumnya masyarakat Jepang atau beberapa masyarakat Asia jarang mempunyai masalah dengan berbagai penyakit degeneratif, hal ini disebabkan oleh menu sehat tradisionalnya yang kaya zat gizi dan komponen bioaktif.
       Zat-zat ini mempunyai kemampuan sebagai antioksidan, yang berperan penting dalam menghambat reaksi kimia oksidasi, yang dapat merusak makromolekul dan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.


CANCER
       Secara umum bahwa kanker ; dapat dikatakan semacam kelainan yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
       Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel.
       Mungkin dibutuhkan beberapa rangkaian mutasi untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker.
       Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan ; agen kimia maupun agen fisik yang disebut karsinogen.
       Kanker merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi pertumbuhan sel-sel normal yang ditunjukkan melalui :
                - tak mengenal program kematian sel ( apoptosis)
                - tidak mengenal komunikasi ekstraseluler ( asocial).
                - mampu menyerang jaringan lain (invasif)
                - mampu membentuk pembuluh darah baru
                                (neoangiogenesis)
                - memiliki kemampuan hebat dalam memperbanyak
                                dirinya sendiri (proliferasi)
NEOPLASMA
       Secara harafiah neoplasma berarti pertumbuhan baru.
       Menurut definisi, neoplasma adalah ; massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi (tidak terkontrol) dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap tumbuh dengan cara berlebihan walaupun stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut berhenti.
       Pada dasarnya awal semua neoplasma ialah hilangnya tanggapan terhadap kendali pertumbuhan normal.
       Neoplasma memiliki dua ciri khas yaitu :
       Tampak berperilaku seperti parasit dan bersaing dengan jaringan normal untuk keperluan metabolismenya.
       Memiliki tingkat otonomi tertentu dan tetap bertambah besar tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya dan status nutrisi tuan rumah.
       Jadi nroplasma akan tumbh sebur dalam diri seorang penderita yang kurus dan selanjutnya merupakan pertumbuhan yang tidak terkendali.
NEOPLASMA & TUMOR
       Neoplasma secara umum diartikan sebagai ‘tumor’ dan ilmu yang mempelajarinya disebut onkologi.
       Dalam onkologi pembagian neoplasma dalam kategori jinak dan ganas sangat penting
       Jadi tumor / neoplasma dibedakan :
1.       Tumor Jinak
2.       Tumor Ganas
       Suatu tumor dikatakan jinak bila ciri-ciri makroskopik dan mikroskopis (sitologi) tergolong relatif tidak berbahaya, yaitu :
1.       tetap terlokalisir di tempatnya,
2.       tidak dapat menyebar ke tempat lain,
3.       dapat menyebabkan kematian penderita.
       Suatu neoplasma digolongkan ganas atau kanker bila :
1.       dapat menembus dan menghancurkan struktur yang berdekatan (invasif)
2.       dapat menyebar ke tempat yang jauh (metastase),
3.       dapat menyebabkan kematian penderita.
       Tumor ganas secara keseluruhan disebut ‘kanker’ yang berasal dari bahasa latin yang berarti kepiting, sesuai dengan sifatnya yang melekat dan mencengkeram dengan erat seperti seekor kepiting.
APOPTOSIS
       Apoptosis (dari bahasa Yunani apo : “dari dan ptosis : "jatuh") adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram.
       Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
       Apoptosis sudah terprogram secara genetik pada inti sel sendiri.
       Seperti halnya manusia, sel juga akhirnya tua dan mati.
       Seperti halnya manusia, sel juga akhirnya tua dan mati.
       Apoptosis mendasar bagi pertumbuhan normal, fungsi sistem kekebalan tubuh dan pencegahan kanker. Yup, kanker sendiri adalah pertumbuhan sel yang terus menerus.
       Jika sel ini tidak mati, maka kita bisa terkena kanker.
       Mungkin anda tidak tahu kalau tubuh anda setiap saat berganti.
       Proses pertumbuhan pada dasarnya bukanlah pengembangan sel atau pertambahan sel, tapi penggantian sel.
       Kecuali sel otak, sel lain di tubuh anda sekarang sudah sepenuhnya berbeda dengan sel yang anda miliki saat anda bayi.
       Semua sel waktu anda bayi sudah mati dan digantikan dengan sel-sel baru seiring bertambahnya waktu.
APOPTOSIS & NEKROSIS
       Apoptosis berbeda dengan nekrosis.
Ø  Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh,
Ø  Sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang disebabkan oleh kerusakan sel secara akut.
       Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio.
       Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah.
ONKOLOGI
       Onkologi adalah subbidang medis yang mempelajari dan merawat kanker.
       Dokter yang mendalami onkologi disebut onkolog.
       Istilah ini berasal dari bahasa Yunani: onkos, yang berarti masa atau tumor dan akhiran -ology, yang berarti mempelajari.
canker
       Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:
       tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
       menyerang jaringan biologis di dekatnya.
       bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.
       Di AS dan bbbp negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian.
       Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi terdiagnosa kanker.
CANCER – Insidens
       Pada pria dewasa di AS, kanker yang paling umum adalah
       kanker prostat (33% dari seluruh kasus kanker),
      kanker paru-paru (13%),
       kanker kolon dan rektum (10%),
      kanker kandung kemih (7%), dan
       "cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan rektum (10%),
       kanker pankreas (5%) dan
       leukemia (4%).[2]
       Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat,
      kanker payudara adalah kanker yang paling umum (32% dari seluruh kasus kanker),
      diikuti oleh kanker paru-paru (12%),
      kanker kolon dan rektum (11%),
      kanker endometrium (6%, uterus) dan
      limfoma non-Hodgkin (4%).
       Berdasarkan kasus kematian,
      kanker paru-paru (27% dari kematian kanker),
      kanker payudara (15%),
      kanker kolon dan rektum (10%),
      kanker indung telur (6%), dan
      kanker pankreas (6%).
       Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya.
       Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung.
       Penyebab utama kanker di negara tersebut adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak sehat.
CANCER – Klasifikasi
       Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal.
       Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:
       Karsinoma,
       Sarkoma,
       Leukemia
       Limfoma,
       Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:
       Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
       Sarkoma,
       Leukemia,
       Limfoma
       Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:
       Karsinoma,
       Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
       Leukemia,
       Limfoma
       Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:
       Karsinoma,
       Sarkoma,
       Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.
       Limfoma.
       Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:
       Karsinoma
       Sarkoma
       Leukemia
       Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem kekebalan tubuh
Faktor risiko
       90-95% : faktor lingkungan 
       5-10% : faktor genetik
Faktor lingkungan yang biasanya mengarahkan kepada kematian akibat kanker adalah
                - tembakau (25-30%),
                - diet dan obesitas (30-35 %),
                - infeksi (15-20%),
                - radiasi,
                - stres,
                - kurangnya aktivitas fisik,
                - polutan lingkungan
Penyebab
       Bahan Kimia
       Radiasi Ionisasi
       Infeksi
       Ketidakseimbangan Metabolisme
       Ketidakseimbangan Hormonal
       Disfungsi Sistem Kekebalan
       Keturunan
       Letak kerusakan DNA yang dialami
Diagnosis
       Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melalui screening.
       Kedua metode ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi.
       Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak berhubungan.
       Karena kanker juga dapat disebabkan adanya metilasi pada promotor gen tertentu, maka deteksi dini dapat dilakukan dengan menguji gen yang menjadi biomarker untuk kanker.
       Beberapa jenis kanker telah diketahui status metilasi biomarker-nya.
       Misalnya untuk kanker payudara dapat digunakan biomarker BRCA, sedangkan untuk kanker kolorektal dapat menggunakan biomarker Sox17.
       Disamping itu, deteksi dini dapat dilakukan dengan memeriksa antibodi pada serum penderta yang disebut tumor marker.
       Beberapa jenis tumor marker yang telah dikenal luas misalnya ;
                - PSA ; prostat
                - CEA ; usus
                - AFP ; hati
                - CA 125 ; ovarium
       Deteksi dini ini sangat penting.
       Pada beberapa kanker seperti kanker kolorektal apabila diketahui sejak dini peluang untuk sembuh lebih besar.
       Selain itu, deteksi dini dapat memudahkan dokter untuk memberikan pengobatan yang sesuai.
Sindroma klinis
       Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibagi menjadi kelompok :
       Gejala lokal :
                - pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor
                - pendarahan (hemorrhage),
                - rasa sakit 
                - tukak lambung/ulceration.
                - Kompresi jaringan sekitar bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).
       Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibagi menjadi kelompok :
       Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node),
       Batuk, hemoptisis,
        hepatomegali (pembesaran hati),
        rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis.
       Walaupun pada kanker tahap lanjut menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
       Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan, kelelahan dan kakeksia (kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat malam, anemia, fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan kanker aktif seperti trombosis dan perubahan hormonal.
       Setiap gejala dalam daftar di atas bisa disebabkan oleh berbagai kondisi (diagnosis banding)
       Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab utama dari setiap gejala.
       Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal, sel endotelial, fibroblas dan matriks ekstraselular.
       Pada kanker, terjadi penurunan konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah baru, seperti trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor, yang memungkinkan sel kanker melakukan metastasis.
       Terapi terhadap tumor pada umumnya selalu melibatkan 2 peran penting, yaitu ;
                - penggunaan anti-vascular endothelial growth factor monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi faktor proangiogenik, dan
                - pemberian senyawa penghambat angiogenesis, seperti endostatin dan angiostatin.
       Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim MMP.
       Hingga saat ini telah diketahui 26 berkas gen MMP yang berperan dalam kanker, dengan pengecualian yang terjadi antara lain pada hepatocellular carcinoma.
       Ciri paraklinis umum pada sel tumor maupun kanker adalah produksi asam laktat dan asam piruvat yang tinggi, oksidasi glukosa yang rendah, walaupun tidak selalu disertai sindroma hipoksia, percepatan lintasan glikolisis dan perlambatan laju fosforilasi oksidatif, dan pergeseran lintasan glikolisis dari anaerobik menjadi aerobik, yang dikenal sebagai efek Warburg.
       Sel kanker memiliki kecenderungan untuk menghasilkan ATP sebagai sumber energi dari lintasan glikolisis daripada lintasan fosforilasi oksidatif.
       Faktor transkripsi Ets-1 yang ditingkatkan oleh sekresi H2O2 oleh mitokondria merupakan salah satu pemegang kendali pergeseran metabolisme pada sel kanker.
       Ciri lain adalah rendahnya kadar plasma vitamin C yang ditemukan pada berbagai penderita kanker, baik dari penderita dengan kebiasaan merokok, maupun tidak.
Perubahan morfologi selular
       Jaringan kanker memiliki ciri morfologis yang sangat khas saat diamati dengan mikroskop.
       Diantaranya berupa banyaknya jumlah sel yang mengalami mitosis, variasi jumlah dan ukuran nukleus, variasi ukuran dan bentuk sel, tidak terdapat fitur selular yang khas, tidak terjadi koordinasi selular yang biasa nampak pada jaringan normal dan tidak terdapat batas jaringan yang jelas.
Pencegahan
Faktor-faktor yang dapat diubah
       Diet
       Vitamin
       Pengobatan Pencegahan
       Uji Genetik
       Vaksinasi
       Penyaringan/(Screening)





MUTASI  SEL
       Istilah mutasi pertama kali digunakan oleh Hugo de vries ; mengemukakan perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga oenothera lamarckiana dan bersifat menurun.
       Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya.
       Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan ( 1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah).
       Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah,yaitu
menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X.
       Peristiwa terjadinya mutasi dsbt ; mutagenesis.
        Makhluk hidup yang mengalami mutasi dsbt ; mutan.
       Faktor penyebab mutasi dsbt  ; mutagen ( mutagenik agent) .

Macam-macam Mutasi Berdasarkan Sel yang
Bermutasi
  1. Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan pada keturunannya.
  2. Mutasi Gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan ovum pada manusia. Karena terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan kepada keturunannya.
Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi
  1. Mutasi titik ; Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA.
  2. Aberasi ; Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom.
Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi
  1. Mutasi titik
                Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker  untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi. contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
  1. Aberasi
Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang
bermutasi
  1. Mutasi titik
  2. Aberasi
                Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.
       Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom.
       - mutasi genetik
                - mutasi kromosom
       Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi.
       Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Macam-macam mutasi gen a.l :
       1. Mutasi tak bermakna
                                (nonsense mutatton)
       2. Mutasi ganda tiga
                                (triplet mutations)
       3. Mutasi bingkai
                                (frarneshift mutattons);
Macam-macam mutasi gen al :
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutations); terjadi perubahan kodon (triplet) dari
                kode basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein. Misalnya, uuu diganti uus yang sama -sama kode fenilalanin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutations)
3. Mutasi bingkai (frarneshift mutattons);

Macam-macam mutasi gen a.l :
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutations)
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutations); terjadi karena adanya penambahan atau  pengurangan tiga basa secara bersama - sama.
3. Mutasi bingkai (frarneshift mutattons)

Macam-macam mutasi gen a.l :
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutations)
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutations)
3. Mutasi bingkai (frarneshift mutattons); terjadi karena adanya penambahan sekaligus
                pengurangan satu atau beberapa pasangan basa secara bersama - sama.
Mutasi Kromosom
       Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan
kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau aberasi.
       Mutasi kromosom atau mutasi besar pada prinsipnya digolongkan menjadi dua, yaitu :
                - perubahan jumlah kromosom
                - perubahan bentuk kromosom

1. Mutasi kromosom tjd karena peruhahan jumlah kromosom
      mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) meilibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid,
      sedang yang hanva terjadi pada salah satu kromosom dari genom disebut aneuploid.

  1. Mutasi kromosom tjd karena peruhahan jumlah kromosom
                a) Euploid
       eu = benar; ploid = unit)
Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin , pada umumnya bersifat diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom).
       1. Mutasi kromosom tejadi karena peruhahan jumlah kromosom
                       a) Euploid
                Organisme yang kehilangan I set kromosomnya disebut                monoploid. Organisme  monoploid memiliki satu       genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom)   dalam sel somatisnya.
                Sel kelamin (gamet), yaitu sel telur (ovum) dan                 spermatozoon, masing – masing memiliki satu                 perangkat kromosom. Satu genom (n kromosom)            yang      disebut haploid.

1. Mutasi kromosom tejadi karena peruhahan jumlah kromosom
                a) Euploid
                                Sedang organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misalnya:
                                - triploid (3n kromosom):            
                                - tetraploid (4n kromosom);
                                - heksaploid( 6n kromosom).     
                                Poliploid yang terjadi pada tumbuhan misalnya pada       apel, dan tebu.
                                poliploid pada hewan misalnya pada
                Daphnia, Rana esculenta, dan Ascaris.

1. Mutasi kromosom tejadi karena peruhahan jumlah kromosom
       a) Euploid
                Macam poliploid ada dua, yaitu
1.       otopoliploid, terjadi pada krornosom homolog,                 misalnya semangka tak berbiji;
2.       alopoIiploid, terjadi pada kromosom nonhomolog,          misalnya Rhaphanobrassica (akar seperti kol,         daun mirip lobak).

1. Mutasi kromosom tejadi karena peruhahan jumlah kromosom
                a) Euploid
                b) Aneuploid
      (an = tidak, eu = benar, Ploid = Unit)
Mutasi kromosom ini tidak melibatkan seluruh genom yang berubah, melainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom.
                Disebut juga dengan istilah aneusomik.

Mutasi Kromosom
       Mutasi kromosom atau mutasi besar pada prinsipnya digolongkan menjadi dua, yaitu :
                - perubahan jumlah kromosom
                - perubahan bentuk kromosom
                                1. Delesi
                                2. Translokasi
                                3. Inversi
                                4. Isokromosom
                                5. Katenasi
       Delesi Terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat pembelahan sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian akan kehilangan gen-gen tertentu.
       Namun dalam beberapa kasus, fragmen patahan tersebut dapat berikatan dengan kromosom homolog menghasilkan Duplikasi.
       Fragmen tersebut juga dapat melekat kembali pada kromosom asalnya dengan arah terbalik dan menghasilkan Inversi
       Macam-macam delesi antara lain:
1) Delesi terminal
2) Delesi intertitial
3) Delesi cincin.
4) Delesi loop

Macam-macam delesi antara lain:
1)      Delesi terminal; ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.
2)      Delesi intertitial; ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom
3)      Delesi cincin; ialah delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk
lingkaran seperti cincin.
4)      Delesi loop ; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya.
Hal ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain
(homolognya) yang tetap normal.

Translokasi.
       Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom
non homolog.
Macam-macam translokasi antara lain:
l. Translokasi homozigot (resiprok)
2. Translokasi heterozigot (non resiprok)
3. Translokasi Robertson
       Translokasi homozigot (resiprok)
Translokasi homo zigot ialah translokasi yang mengalami pertukaran segmen kedua
kromosom homolog dengan segmen kedua kromosom non homolog.
       Translokasi heterozigot (non resiprok)
Translokasi heterozigot ialah translokasi yang hanya mengalami pertukaran satu segmen
kromosom ke satu segmen kromosom nonhomolog.
       Translokasi Robertson ; ialah translokasi yang terjadi karena penggabungan dua kromosom
akrosentrik menjadi satu kromosom metasentrik, maka disebut juga fusion
(penggabungan)

Inversi
       Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma.
       Macam-macam inversi antara lain:
1 . Inversi parasentrik
2. lnversi perisentrik

Inversi
  1. Inversi parasentrik; teriadi pada kromosom yang tidak bersentromer.
  2. lnversi perisentrik; terjadi pada kromosom yang bersentromer.

Isokromosom
       lsokromosom ialah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing – masing berlengan identik (sama).
Isokromosom
       Dilihat dari pembelahan sentromer maka isokromosom disebut juga fision,
       Jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan.
Katenasi
       Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang
pada waktu membelah menjadi empat kromosom, salinq bertemu ujung-ujungnya
sehingga membentuk lingkaran
       3. Mutasi Dapat Terjadi Secara Alami dan Buatan
Menurut tipe sel atau macam sel yang mengalami mutasi
  1. Mutasi somat
  2. Mutasl germina
Menurut tipe sel atau macam sel yang
mengalami mutasi
  1. Mutasi somatis yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel tubuh atau sel soma.
                Mutasi somatis kurang mempunyai arti genetis.
2.       Mutasl germina yaitu mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet), sehingga dapat
diturunkan.
Menurut sifat genetiknya
  1. Mutasi dominan, terlihat pengaruhnya dalam keadaan heterozigot
  2. Mutasi resesif, pada orqanisme diploid tidak akan diketahui selama dalam keadaan
    heterozigot, kecuali resesif pautan seks.
                Namun pada organism haploid (monoploid)
seperti virus dan bakteri, pengaruh mutasi dominan dan juga resesif dapat dilihat pada
fenotipe virus dan bakteri tersebut.

Menurut arah mutasinya
1. Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi dari fenotipe normal meniadi
abnormal.
2. Mutasi balik atau back mutations, yaitu peristiwa mutasi yang dapat mengembalikan
dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.

Menurut kejadiannya :
  1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui.
  2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia.
Menurut kejadiannya
  1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui.
    Mutasi ini terjadi di alam secara spontan (alami), secara kebetulan dan jarang terjadi.
    Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis, radio aktif alam, dan sinar ultraviolet.
2.       Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia.
Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan oleh manusia dengan
zat kimia, sinar x, radiasi, dan sebagainya; maka sering disebut juga mutasi induksi.

Sindrom Turner ditemukan oleh  H.H. Turner tahun 1938.
Ciri-ciri:
1.       kariotipe : 45 X O (44 autosom + satu kromosom X) diderita oleh wanita
2.       tinggi badan cenderung pendek
3.       alat kelamin terlambat perkembangannya (infantil)
4.       sisi leher tumbuh tambahan daging
5.       bentuk kaki X
6.       dua puting susu berjarak melebar
7.       keterbelakangan mental
Sindrom Klinefelter; ditemukan oleh Klinefelter tahun 1942.
Ciri-ciri:
  1. kariotipe: 47, XXY (kelebihan kromosom seks X) diderita oleh pria
  2. bulu badan tidak tumbuh
  3. testis mengecil, mandul (steril)
  4. buah dada membesar
  5. tinggi badan berlebih
  6. jika jumlah kromosom X lebih dari dua, mengalami keterbelakangan
    mental.
 Sindrom Jacob, ditemukan oleh  P.A. Jacobs tahun 1965
Ciri-ciri:
  1. kariotipe 47 , XW (kelebihan sebuah
    kromosom seks Y), diderita oleh pria
  2. berperawakan tinggi
  3. bersifat antisosial, agresif
  4. suka melawan hukum

 Sindrom Down, ditemukan oleh Longdon Down tahun 1866.
Ciri-ciri:
  1. kariotipe 47, XX atau 47, XY
  2. mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera
  3. mata sipit miring ke samping
  4. bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu menetes
  5. gigi kecil-kecil dan jarang
  6.  I. Q. rendah (± 40 ).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar